Cublak-cublak
Suweng, sebuah permainan yang juga nama lagu tradisional pengiringnya. Permainan
Cublak-cublak Suweng biasanya dimainkan oleh 4 orang anak atau lebih.
Sebenarnya 3 orang anak sudah cukup untuk mewujudkan permainan ini. Namun jika
hanya 3 orang, permainan ini akan cepat selesai dan kurang menantang karena
bagian menebak yang menjadi puncak permainan ini menjadi sangat mudah. Oleh
karena itu dolanan ini lebih seru dimainkan oleh lebih dari 3 orang anak.
Dalam
permainan Cublak-cublak Suweng ada 3 peran yang dimainkan oleh
anak-anak yakni seorang pemimpin atau pengatur permainan, seorang anak yang
jadi “Pak Empong” dan sisanya menjadi teman bermain. Pak Empong adalah
anak yang nantinya akan tengkurap dan menjadikan punggungnya arena bermain bagi
tangan-tangan temannya. Pak Empong biasanya ditentukan lewat undian
permainan tangan atau pingsut.
Cara bermain:
·
Gambreng dan yang kalah menjadi Pak Empo.
Dia berbaring telungkup di tengah, anak-anak lain duduk melingkar. Buka telapak
tangan menghadap ke atas dan letakkan di punggung Pak Empo.
·
Salah satu anak memegang biji/ kerikil
dan dipindah dari telapak tangan satu ke telapak tangan lainnya diiringi lagu
Cublak-Cublek Suweng. “Cublak cublek suweng, suwenge ting gelenter, mambu
ketundung gudel. Pak empo lirak-lirik, sapa mau sing delekke. Sir sir pong dele
gosong, sir sir pong dele gosong”.
·
Pada kalimat ”Sapa mau sing delekke”
serahkan biji/ kerikil ke tangan seorang anak untuk disembunyikan dalam
genggaman.
·
Di akhir lagu, semua anak menggenggam
kedua tangan masing-masing, pura-pura menyembunyikan kerikil, sambil
menggerak-gerakkan tangan.
·
Pak Empo bangun dan menebak di tangan
siapa biji/ kerikil disembunyikan. Bila tebakannya benar, anak yang menggenggam
biji/ kerikil gantian menjadi Pak Empo. Bila salah, Pak Empo kembali ke posisi
semula dan permainan diulang lagi.
Permainan
cublak-cublak suweng memiliki manfaat. Anak belajar menyanyi, mencocokkan
ritme lagu dengan gerakan tangan, mengenal bahasa Jawa, melatih motorik halus,
belajar mengikuti aturan, latihan kerja sama dan belajar menyimpan rahasia. Permainan
ini seharusnya sering dimainkan agar budaya Indonesia semakin hari tidak
menghilang.
kini permainan tradisional kalah dg game online.. so sad
BalasHapusmengingatkanku pada waktu kecil,,,
BalasHapusjadi kangen :D
apa peran anda untuk tetap melestarikan permainan tsb?
BalasHapusJadi inget permain waktu zaman masih ingusan dulu
BalasHapuskalo dirasa2 permainan tradisional itu asik buat outbond, sekalin buat pelestarian kan, gimana pak penulis??
BalasHapusdulu sering main gituan :3
BalasHapusdulu sering mainin ituu :3
BalasHapusbagaimana jika anda yg langsung memainkannya? :)
BalasHapus