Minggu, 01 Desember 2013

Tari Topeng

TARI TOPENG
Oleh Wardiman Joyonegoro
1102413005
sumber gambar: www.google.com

keyword : Tari Topeng 
Tari topeng adalah salah satu tarian tradisional yang ada di Cirebon. Tari ini dinamakan tari topeng karena ketika beraksi sang penari memakai topeng. Konon pada awalnya, Tari Topeng diciptakan oleh sultan Cirebon yang cukup terkenal, yaitu Sunan Gunung Jati. Ketika Sunan Gunung Jati berkuasa di Cirebon, terjadilah serangan oleh Pangeran Welang dari Karawang. Pangeran ini sangat sakti karena memiliki pedang Curug Sewu. Melihat kesaktian sang pangeran tersebut, Sunan Gunung Jati tidak bisa menandinginya walaupun telah dibantu oleh Sunan Kalijaga dan Pangeran Cakrabuana. Akhirnya sultan Cirebon memutuskan untuk melawan kesaktian Pangeran Welang itu dengan cara diplomasi kesenian.
Berawal dari keputusan itulah kemudian terbentuk kelompok tari, dengan Nyi Mas Gandasari sebagai penarinya. Setelah kesenian itu terkenal, akhirnya Pangeran Welang jatuh cinta pada penari itu, dan menyerahkan pedang Curug Sewu itu sebagai pertanda cintanya. Bersamaan dengan penyerahan pedang itulah, akhirnya Pangeran Welang kehilangan kesaktiannya dan kemudian menyerah pada Sunan Gunung Jati. Pangeran itupun berjanji akan menjadi pengikut setia Sunan Gunung Jati yang ditandai dengan bergantinya nama Pangeran Welang menjadi Pangeran Graksan. Seiring dengan berjalannya waktu, tarian inipun kemudian lebih dikenal dengan nama Tari Topeng dan masih berkembang hingga sekarang
Dalam tarian ini biasanya sang penari berganti topeng hingga tiga kali secara simultan, yaitu topeng warna putih, kemudian biru dan ditutup dengan topeng warna merah. Uniknya, tiap warna topeng yang dikenakan, gamelan yang ditabuh pun semakin keras sebagai perlambang dari karakter tokoh yang diperankan. Tarian ini diawali dengan formasi membungkuk, formasi ini melambangkan penghormatan kepada penonton dan sekaligus pertanda bahwa tarian akan dimulai. Setelah itu, kaki para penari digerakkan melangkah maju-mundur yang diiringi dengan rentangan tangan dan senyuman kepada para penontonnya.Gerakan ini kemudian dilanjutkan dengan membelakangi penonton dengan menggoyangkan pinggulnya sambil memakai topeng berwarna putih, topeng ini menyimbolkan bahwa pertunjukan pendahuluan sudah dimulai. Setelah berputar-putar menggerakkan tubuhnya, kemudian para penari itu berbalik arah membelakangi para penonton sambil mengganti topeng yang berwarna putih itu dengan topeng berwarna biru. Proses serupa juga dilakukan ketika penari berganti topeng yang berwarna merah. Uniknya, seiring dengan pergantian topeng itu, alunan musik yang mengiringinya maupun gerakan sang penari juga semakin keras. Puncak alunan musik paling keras terjadi ketika topeng warna merah dipakai para penari.

Description: Tarian Topeng 189x300 Tari Topeng Cirebon

Setiap pergantian warna topeng itu menunjukan karakter tokoh yang dimainkan, misalnya warna putih. Warna ini melambangkan tokoh yang punya karakter lembut dan alim. Sedangkan topeng warna biru, warna itu menggambarkan karakter sang ratu yang lincah dan anggun. Kemudian yang terakhir, warna merah menggambarkan karakter yang berangasan (temperamental) dan tidak sabaran. Dan busana yang dikenakan penari biasanya selalu memiliki unsur warna kuning, hijau dan merah yang terdiri dari toka-toka, apok, kebaya, sinjang, dan ampreng.
Pokok-pokok dalam Tari Topeng ini adalah
Adeg-Adeg yaitu Kita harus berdiri dengan kokoh agar tidak tergoyahkan.
Pasangan yaitu kita senantiasa memberikan suri tauladan kepada orang lain dengan berbuat kebajikan dan kebaikan.
Capang yaitu agar kita selalu ringan tangan memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan.
Banting Tangan yaitu kita harus senantiasa bekerja keras.
Jangkungilo yaitu mengukur keinginan kita dengan kemampuan yang ada.
Godeg yaitu geleng kepala, Maknanya apabila kita melihat saudara kita sesama manusia yang sedang dilanda kesulitan atau kesusahan kita senantiasa menggelengkan kepala dan kemudian menolongnya sesuai kemampuan.
Gendut yaitu dalam hidup kita jangan gemuk sendiri karena masih banyak saudara-saudara kita yang kekurangan dan hidup dibawah garis kemiskinan.
Kenyut yaitu kepincut. Maknanya kita kepincut kepada hal-hal yang sifatnya positip dan konstruktif.
Nindak / Njangka yaitu bertindak atau berbuat. Maknanya kita senantiasa harus berbuat kepada jalan yang diridhoi Allah SWT.
Penggunaan Topeng didalam tarian ini mempunyai makna kehidupan yaitu sebagai berikut :Description: panji 202x300 Tari Topeng Cirebon
Panji yaitu menggambarkan kesucian manusia yang baru lahir. Gerakannya halus dan lembut. Tidak seluruh tubuh digerakan. Panji akronim dari kata MAPAN ning kang siji yang artinya tetap kepada yang satu atau esa “Tidak ada Tuhan selain Allah”
Samba atau Pamindo yaitu melambangkan kelincahan manusia dimasa kanak-kanak. Sikapnya lincahDescription: samba 202x300 Tari Topeng Cirebon dan lucu tapi juga luwes. Berasal dari kata SAMBANG atau SABAN yang artinya setiap. Maknanya bahwa setiap waktu kita diwajibkan mengerjakan segala Perintah- NYA. Sedangkan Pamindo artinya Diduakalikan (Dipindoni), maknanya bahwa disamping mengerjakan perintah – NYA, kita juga perlu melaksanakan hal –hal yang sunnah.
Description: rumyang 202x300 Tari Topeng CirebonRumyang yaitu menggambarkan kehidupan seorang remaja akil balig. Rumyang berasal dari kata Arum / Harum dan Yang / Hyang (Tuhan).Maknanya bahwa kita senantiasa mengharumkan nama Tuhan yaitu dengan Do’a dan dzikir





Temenggung yaitu Menggambarkan manusia yang sudah menginjak dewasa dan telah menemukan jati dirinya. Sikapnya tegas, berkepribadian, bertanggung jawab dan memiliki jiwa korsa yang Paripurna.Description: tumenggung 202x300 Tari Topeng Cirebon Memberikan kebaikan kapada sesama manusia, saling menghormati dan senantiasa mengembangkan silih Asah, Silih Asih dan Silih Asuh.
Description: klana 202x300 Tari Topeng Cirebon
Klana atau Rahwanamelambangkan sifat angkara murka yang terdapat di dalam manusia. Kelana artinya Kembara atau Mencari. Bahwa dalam hidup ini kita wajib berikhtiar
Jika disimpulkan tarian ini mencerminkan kehidupan manusia dari lahir hingga ajal menjemput, seperti 5 ruas jari yaitu lahir, anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua.



5 komentar: