Selasa, 17 Desember 2013

Permainan Bekel




oleh Endang Sunarsih
Permainan bekel adalah permainan tradisional dari Jawa Tengah. Sayangnya di zaman sekarang ini sudah jarang yang bermain permainan ini. Biasanya dimainkan oleh anak-anak perempuan tetapi tidak sedikit anak laki-laki mahir dalam permainan ini. jumlah orang yang memainkan 2 sampai 4 orang. Bekel menggunakan bola karet yang terbuat dari karet dan berwarna warni besarnya sebesar bola pingpong. Dalam permainan ini menggunakan biji bekel yang terbuat dari kuningan. Ukuran biji bekel lebih kecil daripada bola bekel dan mempunyai 4 sisi. Biasanya setiap kali bermain menggunakan 10 biji bekel.sebelum permainan dimulai, diundi dulu siapa yang bermain. Dasar permainan ini aadalah mengubah posisi biji bekel setelah bola dilambungkan. Biasanya dimainkan tiga babak.
Cara memainkan permainan bekel ini mudah pertama bola dan biji bekel itu digenggam satu tangan, lalu di lempar setinggi 30 cm. Nah setelah bolanya turun dan memantul naik. Biji bekel di lepas dengan posisi acak. Setelah biji bekel jatuh secara acak, lempar bolanya lagi dan ambil satu-satu biji bekelnya. Lalu genggam lagi semua bola dan biji bekelnya dalam satu tangan. Kita lambungkan bolanya lalu lepas biji bekelnya seperti langkah pertama. Lambungkan lagi bola bekel tersebut dan ambil biji bekel dua-dua sampai habis.
            Langkah kedua permainan bekel ini hampir mirip dengan langkah yang pertama. Biji bekel yang sudah dilepas dari genggaman dibalikan hingga posisinya menghadap ke atas atau mlumah. Setelah semua biji mlumah, posisi biji bekelnya di ubah lagi hingga posisinya tengkurap atau mengkurep. Jika posisinyasudah mengkurep, biji bekelnya diubah lagi sehingga sisi halus menghadap ke bawah. Dalam permainan ini pemain dikatakan mati jika saat pemain mengambil biji bekel dia menyentuh biji bekel lainnya. Pemain yang lebih dulu menyelesaikan dialah pemenangnya. Dalam permainan bekel ini mengarah aspek afektif juga contohnya mengajak anak untuk teliti, berani, peka, komunikasi, jujur, percaya diri, proaktif, toleransi, demokrasi. Permainan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran matematika.

6 komentar: