Minggu, 08 Desember 2013

Empek Empek atau Pempek



Oleh : Hasna Rosyida Valentin




Indonesia yang kaya yang memiliki berbagai permata yang tersimpan didalamnya membuatnya semakin indah. Salah satu yang membuatnya indah yaitu dengan keberagaman jenis makanan dari daerah masing – masing. Disetiap daerah di Indonesia memiliki berbagai makanan daerah yang berbeda dan memiliki keunggulan dan ciri khas sendiri – sendiri. Disini akan mengulas lebih jelas tenga makanan daerah dari Palembang. Bila kita sudang mendengar kata “Palembang” pasti yang ada dibenak kita adalah pempek. Ya, pempek atau empek-empek adalah makanan khas dari Palembang yang banyak orang sudah ketahui.

Pempek atau sering disebut dengan empek – empek merupakan salah satu makanan dari Palembang. Makanan ini terbuat dari bahan pokok berupa ikan dan sagu. Padahal sesungguhnya empek – empek ini berpusat di Palembang karena hamper semua daerah di Sumatra Selatan memproduksi makanan khas ini. Biasanya empek empek ini dalam penyajiannya selalu ditemani dengan kuah atau saus berwana hitam kecoklat – coklatan yang sering disebut cuka atau cuko (dalam bahasa Palembang). Kuah atau saus ini dalam proses pembuatannya dengan cara air dididihkan lalu diberi gula merah, udang ebi, dan cabe rawit bubuk, garam dan bawang putih. Untuk masyarakat Palembang cuka atau cuko dibuat pedas untuk menambah nafsu makan mereka. Tapi seiring dengan pendatang dari luar Sumatra dan dengan munculnya berbagai inovasi menyebabkan rasa cuko berubah yang tadinya pedas menjadi manis. Selain rasanya yang enak bila dipadukan empek –empek cuko ini juga memiliki fungsi untuk melindungi gigi dari karies (kerusakan email dan dentin). Dalam proses penyajian empek – empek selain dengan cuko bisa juga disertai dengan potongan mentimun dengan irisan dadu, serta mie kuning.

Sejarahnya empek – empek telah ada di Palembang sejak masuknya perantau cina ke Palembang antara sekitar abad ke-16. Saat Sultan Mahmud Badaruddin II memimpin kesultanan Palembang Darussalam. Konon katanya empek – empek berasal dari “apek” yang bermakna sebuah sebutan untuk lelaki tua keturunan dari Cina. Berdasarkan cerita rakyat, sekitar pada tahun 1617 seorang apek berumur 65 tahun yang tinggal didaerah tepian sungai Musi. Ia merasa prihatin menyaksikan hasil tangkapan ikanyang banyak yang belum bisa seluruhnya dimanfaatkan dengan baik. Pada saat itu hasil tangkapan ikan hanya bisa di goring dan dipindang. Lalu ia menciptakan sebuah inovasi baru dengan alternative pengolahan. Cara mengolahnya dengan mencampurkan ikan giling dengan tepung tapioca, sehingga menghasilkan sebuah makanan baru yang lebih menarik. Lalu makanan itu dijajakan dengan mengendarai sepeda dan bila akan membelinya orang orang memanggilnya “pek..apek” dan makanan tersebut akhirnya dikenal sebagai empek – empek atau pempek.

Pada awalnya pempek atau empek-empek dibuat dari ikan belida. Namun dengan semakin jarangnya ikan tersebut ada dipasaran dan susah untuk mendapatkannya dan dengan harganya yang mahal tersebut lalu ikan belida diganti dengan ikan gabus yang harganya lebih murah tapi tetap memiliki rasa yang gurih. Dengan perkembangan selanjutnya ikan putak, toman, tenggiri, kakap merah, lele, tuna putih dan bujuk juga digunakan dalam proses pembuatan pempek.

Empek – empek memiliki berbagai jenis yang berbeda antara lain empek – empek kapal selam, telor, lenjer, adaan, kepiting, pistel,kulit, panggang, dan lenggang.

Kata Kunci : empek-empek

4 komentar:

  1. berarti sekarang pempek bisa dibuat dengan menggunakan berbagai jenis ikan. terus ada ga ikan yang ga bisa dibuat pempek??

    BalasHapus
  2. kira-kira menjanjikan ga ya kalau di buat usaha?

    BalasHapus
  3. bagaimana mengahasilkan empek-empek yg berkualitas, tetapi dengan bahan yg digunakan cukup murah ?

    BalasHapus
  4. kalau bahan dasarnya diganti daging misal daging ayam atau sapi bisa tidak ? supaya orang-orang yang tidak menyukai ikan atau bahkan alergi bisa tetap merasakan pempek :)

    BalasHapus